Sapno Jaya Putra

Jumat, 19 Oktober 2012

fotografi

                                                              HUMAN INTEREST

Human Interest dalam karya fotografi sendiri kalau dijabarkan adalah menggambarkan kehidupan pribadi manusia atau interaksi manusia serta ekspresi emosional yang memperlihatkan manusia dengan masalah kehidupannya, konsentrasi atau mencapai sebuah kesuksesan hidup, yang mana kesemuanya itu membawa rasa ketertarikan dan rasa simpati bagi para orang yang menyimak gambar tersebut.

Didalam unsur Foto Manusia dan segala kehidupannya menurut pakar fotografi, Deniek G. Sukarya selalu menarik untuk dijadikan objek foto. Lebih-lebih lagi dalam moment yang menyentuh. Foto Human Interest adalah karya foto yang mampu menggambarkan suka duka perjalanan hidup manusia. Ketika sebuah karya foto bisa mewakili perasaan kemanusiaan pada diri orang yang melihatnya maka karya foto tersebut dapat dikelompokkan kedalam foto Human Interest.

     Secara umum perasaan humanistis adalah perasaan yang secara universal melekat pada setiap insan manusia. Setiap manusia bisa merasa lucu ketika melihat suatu obyek yang menggelitik. Pada saat yang lain, seseorang bisa merasa haru biru ketika menyaksikan keadaan yang menggugat rasa keadilan pada dirinya. Manakala kita menjumpai kejadian yang memberatkan emosi kita seringkali kita merasa iba. Perasaan lucu, iba, sedih, senang, dan suasana emosional yang lain merupakan perasaan manusiawi yang melekat pada diri setiap orang. Foto Human Interest adalah karya foto yang mampu menggugah perasaan tersebut. (http:// www.kfsemarang.com/?q:user/9)
Fotografi Human Interest dapat pula berupa cerita di belakang sebuah kejadian, organisasi atau sebaliknya peristiwa sejarah yang sangat memukau. Detail gambar yang bisa di lihat sebagai contoh balada seorang tentara dalam masa perang, profil seseorang yang sedang mencapai puncak kesuksesannya dalam karirnya.


    Tujuan Foto Human Interest

Dalam melakuakan sewsuatu tentu kita mesti punya tujaun untuk apa kita melakukan pekerjaan tersebut, begitu juga dengan membuat fotogarafi human interest. Adapun beberapa tujaun dari foto human interest gtersebut adalah sebagai berikut:

1.   manusia dan kemanusiaan, yaitu sebagai manusia akan dengan mudah mengerti dan menghayati segala    aktivitas yang dilakukan seseorang atau objek foto tersebut secara wajar, dramatis, utuh dan  menyentuh.

2.   menyalurkan apa yang saya rasakan kepada orang-orang lain dengan karya pribadi saya sendiri, Dari foto-foto yang di lihat membuat komunikasi pribadi ini kemudian muncul umpan balik berupa emosi yang menjadi stimulan foto yang dapat menangkap "jiwa" dari apa yang kita lihat maupun pernah mengalami. proses ini ekspresi pribadi yang kuat.

     3.    memindahkan sebuah realita ke dalam foto human interest adalah kemampuan memindahkan sebuah        realita manusia, lengkap dengan ekspresi fisiknya, ke dalam selembar foto. Manusia berkegiatan adalah        sesuatu yang tiga dimensi dan bergerak, sementara media foto adalah dua dimensi dan sama sekali tidak        bergerak. Selain itu, ekspresi seorang manusia sering hanya bisa tertangkap indera manusia karena                ekspresi merupakan reaksi terhadap lingkungan. Sehingga melalui media fotografi ini mewadai sebuah            realita tersebut.


     4. menggambarkan sisi kehidupan manusia di Indonesia lebih populer dalam menggambarkan sisi-sisi           kehidupan masyarakat kalangan bawah. Kehidupan masyarakat kalangan bawah atau bisa dikatakan             sebagai kaum tidak mampu mempunyai banyak masalah-masalah kehidupan mereka yang sangat                  komplek, sehingga cerita tersebut dapat diungkapkan dalam media fotografi. Perlu kita ingat bahwa              sebagian besar masayarakat di Indonesia sekarang ini masih hidup di bawah garis kemiskinan, sehingga           cerita ini menarik perhatian dan banyak diangkat ceritanya dalam berbagai media, salah satunya fotografi       Human-Interest.

Tetapi perlu di ingat dalam foto human interest tidak menekankan pada masayarakat yang di bawah garis kemiskinan saja, sisi kehidupan masyarakat miskin bukan menjadi hukum mutlak dalam membuat foto human interest, tetapi dalam foto human interest adalah menggambarkan segala sisi kehidupan manusia baik itu miskin, kaya, senang, bahagia dan lain sebagainya.


II.3 Teknik Dalam Membuat Foto Human Interest 
1.        Mencairkan suasana; Datanglah ke tengah-tengah mereka dengan maksud melihat-lihat saja dan bercakap-cakap. Ajukan juga banyak pertanyaan yang relevan. Bila di pasar, tanyakan harga, penjualan, untung mereka, situasi sekarang, dan lain-lain hingga mereka merasa nyaman. Ketika suasana sudah cair, barulah Anda boleh mengangkat kamera, sambil melihat subjek yang ingin dibidik dan senyum. Dengan teknik ini Anda akan selalu berhasil merekam foto-foto "human interest" yang hidup, dan yang tak kalah pentingnya membuat banyak teman. Tentu saja, agar Anda bisa bekerja dengan cepat, Anda harus mempersiapakan kamera sebelumnya.
2.        Siapkan lensa teleBiasanya para fotografer ketika hendak memotret human interest manusia dan aktivitasnya, kebanyakan pemotret menggunakan teknik candid atau cara memotret yang dilakukan dengan sembunyi-sembunyi sehingga objek tidak tahu jika dirinya sedang dipotret. Hal tersebut karena alasan untuk menghasilkan foto yang tampak baik dan menarik, spontan dan wajar.Untuk itu, ada baiknya Anda menyiapkan lensa tele 80-200 mm atau 70-300 mm yang bisa dijadikan pilihan yang menarik untuk bisa digunakan saat kita hunting foto human interest. Akan tetapi bila memungkinkan menggunakan lebih dari satu buah kamera dengan tambahan lensa 28-85 mm, akan lebih baik. Sehingga dari hampir semua jarak dalam pemotretan, baik itu dekat, sedang dan jauh, dapat tercover semua bila diperlukan.
3.        Gunakan ISO sesuai dengan keperluanBiasanya untuk memotret human interest, menggunakan ISO 100 sudah cukup memadai untuk menangkap aktivitas kegiatan manusia baik pagi, siang hingga sore hari di luar ruangan. Akan tetapi bila aktivitas manusia itu sangat berhubungan erat dengan gerak yang cepat, maka diperlukan ISO yang tinggi misalnya ISO 400. Tujuannya tak lain agar gambar atau peristiwanya dapat terekam dengan baik dan tidak goyang.

4.       Sudut pandang; Faktor-faktor penting yang perlu dipertimbangkan dalam memilih sudut pandang yang baik antara lain:
Pertama. Sudut pemotretan yang mengidentifikasi event yang sedang diliput, seperti kegiatannya, lokasinya, suasananya, dan lain-lain hingga tanpa keterangan foto pun orang sudah dapat mengetahui isi foto (umpamanya memotret satu acara dengan memasukkan spanduk atau poster tentang kegiatan tersebut, ciri khas event atau lokasi seperti bangunan dan lain-lain
Kedua. Pilih latar belakang yang tidak mengganggu subjek foto secara visual (latar belakang yang lembut, warna yang komplimentari, dan lain-lain).
Ketiga. Ambil posisi yang memberi kesan Anda sudut pencahayaan yang dramatis hingga foto Anda tampil kuat (cahaya samping atau belakang).
Keempat. Bila memungkinkan ambil foto dari beberapa sudut pandang berbeda hingga Anda memiliki banyak pilihan.
 Jika memungkinkan gunakan kamera berfasilitas motor winder dengan lensa zoom 80-200 mm atau 75-300 mm ; kombinasi yang cukup baik, karena menjadikan pemotret dapat melakukan pemotretan dari jarak sedang. Akan tetapi bila memungkinkan menggunakan lebih dari satu buah kamera dengan tambahan lensa 28-85 mm, akan lebih baik. Sehingga dari hampir semua jarak dalam pemotretan, baik itu dekat, sedang dan jauh, dapat tercover semua bila diperlukan.
Keberhasilan memotret human interest memang tidak hanya berkisar pada penggunaan kamera maupun lensa saja. Pilihan sudut pandang atau sudut pengambilan foto yang tepat dan baik juga turut menentukan keberhasilan pemotretan. Dengan kata lain, keberhasilan sebuah pemotretan sangat berkaitan erat dengan hal-hal di lua
r teknis pemotretan.



1 komentar:

  1. uuummm tambahan ilmu tuk fotografi, khususnya Human Interest, memang paling menarik menangkap moment kegiatan manusia, tapi ay masih sulit tuk berbaur untuk mencairkan suasana hahaha...
    masih malu dan takut" tuk mengambil kegiatan mereka, takut tidak suka mereka di jepret...

    BalasHapus