HUMAN INTEREST
Human Interest dalam karya fotografi sendiri kalau dijabarkan
adalah menggambarkan kehidupan pribadi manusia atau interaksi manusia serta
ekspresi emosional yang memperlihatkan manusia dengan masalah kehidupannya, konsentrasi
atau mencapai sebuah kesuksesan hidup, yang mana kesemuanya itu membawa rasa
ketertarikan dan rasa simpati bagi para orang yang menyimak gambar tersebut.
Didalam unsur Foto Manusia dan segala kehidupannya menurut pakar
fotografi, Deniek G. Sukarya selalu menarik untuk dijadikan objek foto.
Lebih-lebih lagi dalam moment yang menyentuh. Foto Human Interest adalah karya
foto yang mampu menggambarkan suka duka perjalanan hidup manusia. Ketika sebuah
karya foto bisa mewakili perasaan kemanusiaan pada diri orang yang melihatnya
maka karya foto tersebut dapat dikelompokkan kedalam foto Human Interest.
Secara umum perasaan humanistis adalah perasaan yang secara
universal melekat pada setiap insan manusia. Setiap manusia bisa merasa lucu
ketika melihat suatu obyek yang menggelitik. Pada saat yang lain, seseorang
bisa merasa haru biru ketika menyaksikan keadaan yang menggugat rasa keadilan
pada dirinya. Manakala kita menjumpai kejadian yang memberatkan emosi kita
seringkali kita merasa iba. Perasaan lucu, iba, sedih, senang, dan suasana
emosional yang lain merupakan perasaan manusiawi yang melekat pada diri setiap
orang. Foto Human Interest adalah karya foto yang mampu menggugah perasaan
tersebut. (http:// www.kfsemarang.com/?q:user/9)
Fotografi Human Interest dapat pula berupa cerita di belakang
sebuah kejadian, organisasi atau sebaliknya peristiwa sejarah yang sangat
memukau. Detail gambar yang bisa di lihat sebagai contoh balada seorang tentara
dalam masa perang, profil seseorang yang sedang mencapai puncak kesuksesannya
dalam karirnya.
Tujuan Foto Human
Interest
Dalam melakuakan sewsuatu tentu kita mesti punya tujaun untuk apa kita
melakukan pekerjaan tersebut, begitu juga dengan membuat fotogarafi human
interest. Adapun beberapa tujaun dari foto human interest gtersebut adalah
sebagai berikut:
1. manusia dan
kemanusiaan, yaitu sebagai manusia akan dengan mudah mengerti dan menghayati
segala aktivitas yang dilakukan seseorang atau objek foto tersebut secara
wajar, dramatis, utuh dan menyentuh.
2. menyalurkan
apa yang saya rasakan kepada orang-orang lain dengan karya pribadi saya
sendiri, Dari foto-foto yang di lihat membuat komunikasi pribadi ini kemudian
muncul umpan balik berupa emosi yang menjadi stimulan foto yang dapat menangkap
"jiwa" dari apa yang kita lihat maupun pernah mengalami. proses ini
ekspresi pribadi yang kuat.
3. memindahkan sebuah realita ke dalam foto human interest adalah
kemampuan memindahkan sebuah realita manusia, lengkap dengan ekspresi fisiknya,
ke dalam selembar foto. Manusia berkegiatan adalah sesuatu yang tiga dimensi
dan bergerak, sementara media foto adalah dua dimensi dan sama sekali tidak
bergerak. Selain itu, ekspresi seorang manusia sering hanya bisa tertangkap
indera manusia karena ekspresi merupakan reaksi terhadap lingkungan. Sehingga
melalui media fotografi ini mewadai sebuah realita tersebut.
4. menggambarkan sisi kehidupan manusia di Indonesia lebih populer dalam
menggambarkan sisi-sisi kehidupan masyarakat kalangan bawah. Kehidupan
masyarakat kalangan bawah atau bisa dikatakan sebagai kaum tidak mampu
mempunyai banyak masalah-masalah kehidupan mereka yang sangat komplek, sehingga
cerita tersebut dapat diungkapkan dalam media fotografi. Perlu kita ingat bahwa
sebagian besar masayarakat di Indonesia sekarang ini masih hidup di bawah garis
kemiskinan, sehingga cerita ini menarik perhatian dan banyak diangkat ceritanya
dalam berbagai media, salah satunya fotografi Human-Interest.
Tetapi perlu di ingat dalam foto human interest tidak menekankan
pada masayarakat yang di bawah garis kemiskinan saja, sisi kehidupan masyarakat
miskin bukan menjadi hukum mutlak dalam membuat foto human interest, tetapi
dalam foto human interest adalah menggambarkan segala sisi kehidupan manusia
baik itu miskin, kaya, senang, bahagia dan lain sebagainya.
II.3 Teknik Dalam Membuat Foto Human Interest
1.
Mencairkan suasana; Datanglah ke tengah-tengah
mereka dengan maksud melihat-lihat saja dan bercakap-cakap. Ajukan juga banyak
pertanyaan yang relevan. Bila di pasar, tanyakan harga, penjualan, untung
mereka, situasi sekarang, dan lain-lain hingga mereka merasa nyaman. Ketika
suasana sudah cair, barulah Anda boleh mengangkat kamera, sambil melihat subjek
yang ingin dibidik dan senyum. Dengan teknik ini Anda akan selalu berhasil
merekam foto-foto "human interest" yang hidup, dan yang tak kalah pentingnya
membuat banyak teman. Tentu saja, agar Anda bisa bekerja dengan cepat, Anda
harus mempersiapakan kamera sebelumnya.
2. Siapkan lensa teleBiasanya para fotografer ketika hendak memotret human
interest manusia dan aktivitasnya, kebanyakan pemotret menggunakan teknik
candid atau cara memotret yang dilakukan dengan sembunyi-sembunyi sehingga
objek tidak tahu jika dirinya sedang dipotret. Hal tersebut karena alasan untuk
menghasilkan foto yang tampak baik dan menarik, spontan dan wajar.Untuk itu,
ada baiknya Anda menyiapkan lensa tele 80-200 mm atau 70-300 mm yang bisa
dijadikan pilihan yang menarik untuk bisa digunakan saat kita hunting foto
human interest. Akan tetapi bila memungkinkan menggunakan lebih
dari satu buah kamera dengan tambahan lensa 28-85 mm, akan lebih baik. Sehingga
dari hampir semua jarak dalam pemotretan, baik itu dekat, sedang dan jauh,
dapat tercover semua bila diperlukan.
3.
Gunakan
ISO sesuai dengan keperluanBiasanya untuk memotret human interest,
menggunakan ISO 100 sudah cukup memadai untuk menangkap aktivitas kegiatan
manusia baik pagi, siang hingga sore hari di luar ruangan. Akan tetapi bila
aktivitas manusia itu sangat berhubungan erat dengan gerak yang cepat, maka
diperlukan ISO yang tinggi misalnya ISO 400. Tujuannya tak lain agar gambar
atau peristiwanya dapat terekam dengan baik dan tidak goyang.
4.
Sudut pandang;
Faktor-faktor penting yang perlu dipertimbangkan dalam memilih sudut pandang yang baik antara lain:
Pertama. Sudut pemotretan yang mengidentifikasi event yang sedang diliput, seperti
kegiatannya, lokasinya, suasananya, dan lain-lain hingga tanpa keterangan foto
pun orang sudah dapat mengetahui isi foto (umpamanya memotret satu acara dengan
memasukkan spanduk atau poster tentang kegiatan tersebut, ciri khas event atau
lokasi seperti bangunan dan lain-lain
Kedua. Pilih latar belakang yang tidak mengganggu subjek foto secara
visual (latar belakang yang lembut, warna yang komplimentari, dan lain-lain).
Ketiga. Ambil posisi yang memberi kesan Anda sudut pencahayaan yang dramatis
hingga foto Anda tampil kuat (cahaya samping atau belakang).
Keempat. Bila memungkinkan ambil foto dari beberapa sudut pandang berbeda
hingga Anda memiliki banyak pilihan.
Jika memungkinkan gunakan
kamera berfasilitas motor winder dengan lensa zoom 80-200 mm atau 75-300 mm ;
kombinasi yang cukup baik, karena menjadikan pemotret dapat melakukan
pemotretan dari jarak sedang. Akan tetapi bila memungkinkan menggunakan lebih
dari satu buah kamera dengan tambahan lensa 28-85 mm, akan lebih baik. Sehingga
dari hampir semua jarak dalam pemotretan, baik itu dekat, sedang dan jauh, dapat tercover semua bila diperlukan.
Keberhasilan memotret human interest memang tidak hanya berkisar pada
penggunaan kamera maupun lensa saja. Pilihan sudut pandang atau sudut
pengambilan foto yang tepat dan baik juga turut menentukan keberhasilan
pemotretan. Dengan kata lain, keberhasilan sebuah pemotretan sangat berkaitan
erat dengan hal-hal di luar teknis pemotretan.